yHbrF5TUyfojciZ6PPqGZfgVLMhE6PEbcd4Lg8UO
Bookmark

Cara Budidaya Jamur Tiram bagi Pemula, Mudah Dilakukan dan Bisa Menghasilkan Banyak Keuntungan

Budidaya Jamur Tiram

Jika anda suka mengonsumsi jamur, terkhususnya jamur tiram maka tidak salah dan justru disarankan mempelajari cara budidaya jamur tiram. Hasil budidaya jamur tiram bukan hanya dapat dikonsumsi untuk sendiri saja, tatapi anda juga bisa menjualnya untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes, dengan ciri-ciri secara umumnya: tubuh buah berwarna krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.

Secara umum, jamur tiram dapat tumbuh pada berbagai media, baik secara alami (pada batang pohon berkayu) ataupun media lain seperti serbuk kayu, jerami padi, alang-alang, ampas tebu, kulit kacang serta media lainnya.

Jamur tiram dikenal sebagai makanan yang menyehatkan, hal tersebut dibuktikan dengan kandungan kalori yang rendah dan hampir tidak memiliki lemak. Selain itu, jamur tiram juga mengandung Vitamin D dan B12 yang sangat baik untuk dikonsumsi.

Ciri-ciri morfologi jamur tiram yaitu, berbentuk lebar seperti cangkang tiram, berwarna putih dan pertumbuhannya berkoloni seperti payung. Permintaan serta minat akan jamur tiram tergolong tinggi di Indonesia, oleh sebab itu banyak yang membudidayakannya serta mudah ditemukan. 

Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai cara budidaya jamur tiram pemula. Jika anda tertarik dengan kegiatan budidaya ini, anda bisa memulainya dengan beberapa cara berikut ini:

Cara Budidaya Jamur Tiram

1. Sediakan Kumbung

Kumbung/rumah jamur adalah tempat merawat baglog dan sebagai tempat menumbuhkan jamur. Pada umumnya, kumbung berbentuk sebuah bangunan atau ruangan yang diisikan rak-rak untuk meletakkan baglog atau media tanam sebagai tempat peletakan bibit jamur tiram.

Kumbung tersebut haruslah diatur sedemikian rupa dengan mampu menjaga suhu dan kelembapan. Bahan pembuatan kumbung berasal dari bambu atau kayu dan dinding kumbung dibuat dari papan. Sedangkan, bagian atapnya bisa menggunakan genteng. Ada kala baiknya, jangan menggunakan atap asbes atau seng karena bisa berakibat panas.

Di bagian bawah/lantainya, tetap gunakan tanah supaya air yang jatuh setelah penyiraman kumbung bisa terserap oleh tanah. Pada bagian dalam kumbung terdapat rak sebagai pelengkap yakni berupa kisi-kisi yang terancang bertingkat. Kegunaan rak tersebut untuk menyusun baglog. 

Kontruksi rangka rak bisa dibuat dari bambu/kayu. Penempatan rak seharusnya diletakkan berjajar, serta antara rak satu dengan yang lain dipisahkan, sebagai guna untuk lorong lewat serta memudahkan proses perawatan.

Sebaiknya ukuran kumbung tidak kurang dari 40 cm. Tingkatan rak hanya bisa dibuat 2-3 tingkat saja. Lebar rak dibuat 40 cm serta panjang setiap ruas rak adalah 1 meter. Dengan begitu, pada setiap ruas rak mampu menampung 70-80 baglog. Jumlah rak yang dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.

Baca Juga! Budidaya Kelapa Sawit Merupakan Potensi Besar dalam Sektor Perkebunan. Panduan Lengkap Cara Budidaya Kelapa Sawit

Saat sebelum memasukkan baglog ke kumbung, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni:

  • Sterilkan kumbung dan rak-rak dari kotoran dengan cara membersihkannya.
  • Lakukan kegiatan pengapuran dan penyemprotan pada bagain dalam kumbung dengan menggunakan fungisida, lalu setelah itu barkan selama 2 hari sebelum baglog diletakkan dalam kumbung.
  • Setelah kumbung hilang baunya, anda sudah bisa menempatkan baglog ke dalam kumbung yang sudah siap untuk ditumbuhkan, serta pada bagian permukaannya telah tertutupi oleh serabut putih.

2. Menyiapakan Baglog

Jamur tiram juga dikenal sebagai jamur kayu, jadi bahan utama dari baglog ialah serbuk gergaji. Setelah itu, baglog dibungkus dengan plastik berbentuk silender, pada bagian ujungnya dibuat lubang. Nah, pada lubang tersebutlah jamur akan tumbuh dengan menyembul keluar.

Para pembudidaya jamur tiram dengan skala besar, biasanya membuat baglog sendiri. Sedangkan bagi anda sebagai pemula, biasanya baglog didapatkan dengan cara dibeli dari pembudidaya lain. Hal ini tentunya memudahkan bagi pemula untuk memulai usaha budidaya tanpa harus membuat baglog sendiri. 

3. Merawat Baglog

Terdapat 3 teknik dalam menyusun baglog pada rak, yakni menyusunnya secara vertikal dan horizontal. Menyusun baglog secara vertikal dengan mengkondisikan lubang baglog mengahadap ke atas. Sedangkan penempatan baglog secara horizontal dengan cara lubang baglog dihadapkan ke samping.

Teknik penyusunan baglog dengan dua cara (secara vertikal dan horizontal) mempunyai kelebihan masing-masing. Penyusunan baglog secara horizontal menjadi lebih aman pada saat disiram air, jika dilakukan penyiraman air secara berlebih maka air tidak akan masuk ke baglog. 

Selain itu, menyusun baglog secara horizontal lebih memudahkan proses pemanenan. Hanya saja, penyusunan secara horizontal lebih banyak memerlukan ruang. Berikut langkah-langkah lebih lanjut mengenai cara budidaya jamur tiram dan perawatan:

  • Sebelum baglog disusun, terlebih dahulu buka cincin serta kertas penutup baglog. Lalu biarkan selama kurang lebih lima hari dan jangan disiram. Namun apabila lantainya dari tanah, maka lakukan penyiraman agar lebih lembap.
  • Kemudian buatkan lubang pada ujung baglog supaya adanya ruang tumbuh yang lebih bagi jamur tiram. Lalu biarkan selama tiga hari serta jangan disiram, anda cukup menyiram bagian lantainya saja. 
  • Penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer. Bentuk penyiraman hendaknya berbentuk kabut, yakni bukan tetesan air. Semakin bagus pengabutannya, maka akan semakin baik pula pertumbuhan jamur tiram. 
  • Suhunya haruslah tetap terkendali yakni berkisar antara 16-24 derajat celcius. Frekuensi penyiraman hendaknya dilakukan 2-3 kali sehari (tergantung suhu dan kelembapan kumbung. 

4. Pemanenan Jamur Tiram

Baglog yang sudah ditutupi permukaannya secara sempurna oleh miselium, biasanya dalam jangka waktu 1-2 minggu sejak tutup baglog dibuka maka jamur akan tumbuh dan sudah boleh dipanen.
Apabila perawatan jamur tiram dilakukan dengan baik, maka pemanenan jamur bisa dilakukan sebanyak 5-8 kali. 

Bobot baglog yang mencapai sekitaran 1 kilogram, bisa meproduksi jamur sebanyak 0,7-0,8 kilogram. Setelah baglog tidak digunakan lagi, maka baglog bisa dibuang atau dijadikan bahan kompos. Jarak panen pertama ke panen selanjutnya yaitu 2-3 minggu sekali.

Pemanenan dilakukan terhadap jamur tiram yang sudah bermekaran dan membesar, kemudian bisa ditandai pada ujungnya yang telah meruncing dan tudungnya belum pecah, serta warnanya masih putih bersih. 

Jamur tiram akan berubah apabila sudah melewati setengah hari saja, warnanya merubah menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya akan pecah. Dengan begini, jamur bisa cepat layu dan tidak segar lagi.

Itulah pembahasan berupa informasi mengenai cara budidaya jamur tiram bagi pemula. Semoga artikel ini bermanfaat. Hanya itu informasi yang dapat penulis bagikan. Sekian, Terima kasih.

Posting Komentar

Posting Komentar