yHbrF5TUyfojciZ6PPqGZfgVLMhE6PEbcd4Lg8UO
Bookmark

Panduan Lengkap Budidaya Sawi Hijau yang Dapat Dilakukan di Pekarangan Rumah dan di Lahan yang Luas

Sayuran Sawi
sumber: pixabay

Sayuran sawi bisa tumbuh di bermacam tempat, yaitu baik di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Jadi, menanam sawi sampai tahapan perawatannya tergolong mudah.

Sama halnya dengan memulai kegiatan budidaya sayuran lainnya, anda bisa melakukan budidaya konvensional yang di lahan yang meliputi pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida serta pemeliharaan tanaman.  

Sawi merupakan jenis sayuran yang dapat ditanam dengan cara monokultur ataupun tumpang sari (bercocok tanam dengan menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak).

Sayuran sawi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

  • Sawi Huma
  • Pokchoy/bokchoy
  • Kailan
  • Sawi putih
  • Sawi hijau

Jenis-jenis sayuran di atas akan penulis bahas di artikel lainnya. Sesuai dengan judul di atas, penulis akan coba membahas mengenai cara budidaya sayuran sawi.

Tahapan Memulai Penanaman Sawi

1. Pemilihan Benih Sawi

Tahapan pemilihan benih memegang peranan penting dalam melakukan usaha budidaya sayuran sawi. Langkah ini sangat penting dan menentukan awal kesuksesan dalam budidaya sawi.

Pada tahapan pemilihan benih, sangat dianjurkan memilih benih yang kualitas terbaik. Adapun ciri-ciri dari benih yang berkualitas yaitu:

  • Benih berwarna coklat kehitaman
  • Berbentuk bulat kecil
  • Tekstur benih relatif keras/padat
  • Permukaannya licin dan mengkilap

Pastikan benih yang dibeli dan masih dalam kemasan, pastinya kemasan benih terbungkus rapat dan tidak rusak!. Jika anda ingin memperoleh benih dari dari hasil panen, maka sayuran sawi yang diambil bijinya berumur setidaknya 70 hari. 

Apabila anda ingin bercocok tanaman sawi di pekarangan rumah maka jumlah benih sawi yang dibutuhkan cukup 2 makan sendok saja. Jika anda ingin bercocok tanam di lahan yang luas, misalkan luasnya 1 hektare maka jumlah benih yang dibutuhkan yaitu 750 gram.

Baca Juga! Mengenal Lebih Dalam Tentang Ikan Betok, serta Manfaat Ajaibnya

2. Penyemaian Benih Sawi

Jika benih sawi sudah didapatkan, maka selanjutnya yaitu penyemaian. Tujuan dari penyemaian yaitu untuk menghasilkan tunas sayuran sawi yang berkualitas. Supaya menghasilkan tunas sawi yang berkualitas, maka perlu merendamkan benih yang akan digunakan selama 6-12 jam lamanya. 

Setelah itu dilakukan penyortiran dan dipilih benih yang tidak terapung selama proses perendaman tersebut. Kemudian keringkan benih yang dipilih menggunakan tisu. Apabila benih sudah dalam kondisi kering, maka benih ditanam pada media tanam tertentu, misalkan anda bisa menggunakan polybag.

Sebelumnya, pada polybag diisi humus dan pupuk, dengan menerapkan perbandingan 1:3. Setiap polybagnya yang sudah tersedia ditanam benih sekitar 5 hingga 10 benih. Anda jangan lupa menyiramnya dengan frekuensi penyiraman 2 kali sehari.

Perawatan terus dilakukan secara rutin, sampai munculnya tunas benih sawi. Penempatan polybag juga diperhatian, hendaknya ditempatkan di tempat yang sejuk, namun masih terkena paparan sinar matahari.

3. Pengolahan Lahan Sayuran Sawi

Tahapan utama dalam pengolahan lahan dimulai dari memperbaiki struktur tanah. Kondisi tanah yang gembur sangat diperlukan untuk proses penanaman sayuran sawi. dalam melakukan pengolahan lahan, lahan tanah perlu dibersihkan dari rumputan liar dan gulma.

Setelah itu tanah pada lahan tersebut dibuatkan lubang sedalam 40 cm. Pemberian pupuk organik pada lahan juga sangat diperlukan agar tersedianya unsur hara tanah, serta lahan tempat berlangsungnya bercocok tanam pastinya terkena paparan sinar matahari supaya tetap berlangsungnya proses fotosintesis.

Baca Juga! Pentingnya Melindungi dan Melestarikan Hutan untuk Masa Depan yang Lebih Cerah

4. Penanaman Tunas Sawi

Setelah dilakukannya pengolahan lahan, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu menanam tunas sawi pada lubang yang sudah disediakan sebelumnya. Perlu mendiakan benih sawi terdahulu selama kurang lebih 10 hari.

Jarak antar tunas perlu diperhatian!, berikan jarak 30 cm antar sesama tunas. Adapun teknik penanaman tunas cukup dengan menimbunnya sampai setengah tunas dan tambahkan pupuk kompos.

5. Perawatan Sayuran Sawi

Tahapan perawatan benih sangatlah perlu diperhatikan agar didapatkan nantinya sayuran sawi yang berkualitas. Proses perawatan sawi dianggap relatif susah. Misalkan, tanaman sawi harus terpapar sinar matahari yang tidak lebih dari 8 jam. 

Penyiraman tanaman sawi dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Melakukan penyiraman tanaman sawi, hendaknya menggunaka air dengan campuran pupuk organik. Namun apabila tidak adanya pupuk organik, anda bisa menggunakan air bekas cucian beras sebagai gantinya. 

Percampuran komponen tersebut dilakukan bertujuan agar unsur hara tanah serta terpenuhi nutrisi tanaman sawi dengan baik.

Kondisi musim perlu diperhatikan terkait dengan rutinitas penyiraman sawi. Pada saat kondisi musim hujan, maka kurangi frekuensi penyiraman tanaman sawi. Sedangkan pada saat musim kemarau, tambahkan frekuensi penyiraman dan kurangkan intensitas paparan sinar matahari terhadap tanaman.

6. Pengendalian Hama, serta Proses Pemanenan

Perawatan rutin berupa penegendalian hama dilakukan penyomprotan pestisida dalam waktu 2 minggu. Penyomprotan pestisida dilangsungkan sebelum masa panen. Pemanenan dilakukan setelah sayuran sawi berumur 80 hari.

Teknik pemanenan dapat dilakukan dengan cara mencabutnya hingga akar atau cukup mencabutnya sampai batangnya saja. 

Sayuran sawi yang sudah dipanen disimpan dalam keadaan berdiri, serta dipercikan air supaya tetap dalam keadaan segar. dan sayuran sawi yang sudah dipanen dicuci sampai bersih pastinya.

Baca Juga! Panduan Lengkap Cara Menanam Sayuran di Pakarangan Rumah, Dijamin Hasilnya Melimpah

Itulah pembahasan berupa informasi mengenai panduan lengkap budidaya sawi hijau di pekarangan rumah. Semoga artikel ini bermanfaat. Hanya itu informasi yang dapat penulis bagikan. Sekian, Terima kasih.

Posting Komentar

Posting Komentar