yHbrF5TUyfojciZ6PPqGZfgVLMhE6PEbcd4Lg8UO
Bookmark

Faktor-Faktor Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Pembesaran Ikan

Faktor-Faktor Penting yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembesaran Ikan
sumber: pixabay

Pembesaran ikan merupakan suatu tahap yang dilakukan agar mencapai ukuran jual ataupun kosumsi. Arti dari pertumbuhan itu sendiri adalah pertambahan ukuran panjang ataupun berat. 

Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon dan lingkungan. Faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah zat hara (Fujaya, 2004). Secara umum pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua, yaitu:

1. Faktor Internal

  • Genetik 
  • Kondisi fisiologi

2. Faktor Lingkungan 

  • Faktor eksternal yaitu berhubungan dengan lingkungan. 

Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada Proses Pembesaran Ikan

  • Kualitas air. Pembahasan tentang kualitas air meliputi DO (Oksigen terlarut), salinitas, suhu perairan, pH, Nitrogen, Intensitas cahaya dan kekeruhan, COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand)
  • Ketersediaan Pakan. 
  • Serangan penyakit

Itu adalah gambaran awal atau penjelasan singkat mengenai faktor penting dalam proses pembesaran. Nah berikut penulis akan mebahasnya lebih lanjut dan secara detail.

A. Kualitas Air dalam Pembesaran Ikan 

Air merupakan media hidup ikan, oleh karena itu air memiliki pengaruh besar dalam proses pembesaran ikan. Kualitas lingkungan perairan yang baik akan menunjang pertumbuhan ikan dan organisme di dalamanya akan menjadi baik pula.

Kualitas air adalah suatu keadaan dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi dalam suatu perairan dan sebagai syarat untuk keperluan tertentu, seperti untuk diminum, pengairan pertanian, perikanan, keperluan sehari-hari dan untuk keperluan lainnya. 

Sehingga menjadikan persyaratan kualitas air berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya (Mc Gaushey, 1968). Parameter fisik dalam kaulitas air ialah parameter yang bersifat fisik, artinya dapat diketahui langsung oleh panca indra manusia, yaitu indra penciuman, visual, peraba dan perasa. 

Sebagai contohnya faktor kekeruhan air yang dapat diketahui langsung oleh indra penglihatan tanpa harus memakai alat khusus, sedangkan rasa tawar, asin dan sebagainya yang dapat diketahui langsung oleh indra perasa dan untuk mengetahui langsung adanya perubahan bau akan terdeteksi oleh indra penciuman serta indra peraba yang dapat mendeteksi perubahan suhu air.

Parameter kimia diartikan sebagai sekumpulan bahan atau zat kimia tertentu yang berpengaruh terhadap kualitas air dalam suatu perairan. Sedangkan parameter biologi merupakan parameter yang mampu memberikan indikasi perairan, apakah kualitas perairan tersebut baik atau sebaliknya.

Baiknya atau tidaknya kualitas suatu perairan dapat dinyatakan dengan jumlah dan jenis biota perairan yang masih dapat hidup di perairan tersebut.

Baca Juga! Tingkah Laku Ikan terhadap Cahaya Merah, Kuning dan Biru

1. DO (Dissolved Oxygen/Oxygen Demand)

Salah satu faktor pembatas bagi kehidupan organisme adalah oksigen terlarut. Perubahan kosentrasi oksigen terlarut secara signifikan dapat berpengaruh terhadap kematian organisme perairan. Oksigen terlarut adalah salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan makhluk hidup di dalam air.

2. Salinitas

Salinitas adalah ukuran keasinan air laut atau juga bisa diartikan kadar garam pada suatu perairan, pengukurannya dengan satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (‰). Adapun alat yang dipakai dalam pengukuran salinitas adalah Refraktometer.

Cara pemakaian refraktometer dengan cara memanfaatkan indeks bias cahaya untuk menegetahui tingkat salinitas air, alangkah baiknya pengukuran dilakukan langsung di bawah cahaya. Berikut cara lengkap penggunaan Refraktometer:

  1. Bersihkan Refraktometer  sebelum digunakan dengan menggunakan tissu serta diarahkan ke bawah.
  2. Diteteskan cairan semisal aquadest atau larutan NaCl 5% pada bagian prisma refraktometer.
  3. Cairan diteteskan menggunakan aquadest.
  4. Setelah itu, tutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke posisi semula.
  5. Untuk mengatahui nilai pengukurannya, maka perhatikan ke dalam ujung bulatan refraktometer.
  6. Setelah pemakaiannya, refraktometer harus dibersihkan dan dikeringkan menggunakan tissu atau bahan sejenisnya.
  7. Apabila refraktometer sudah siap dipakai, maka harus kembali ditutup.

Refraktometer harus selalu dirawat agar tetap berfungsi dengan baik. Adapun cara merawatnya:

  1. Apabila Refraktometer sudah digunakan, maka harus segera dibersihkan dengan tissu atau sejenisnya dan disimpan di suhu ruangan agar terawat bagian optiknya dari pertumbuhan jamur.
  2. Jika sudah mengetahui nilai pengukurannya, maka refraktometer harus kembali dibersihkan dan ditempatkan kembali dalam kotak kayu

3. pH

Indeks pH berkisar antar 0-14, <7 (asam), = 7 (netral) dan >7(basa). Toleransi biota perairan terhadap pH bergantung pada beberapa faktor yaitu suhu, kosentrasi oksigen terlarut, adanya variasi anion dan kation, jenis dan daur ulang biota. 

Perairan yang produktif memiliki kisaran pH antara (7-9). Produktifnya suatu perairan akan mempermudah terjadinya proses perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang diasimilasikan oleh fitoplankton.

Tidak optimalnya pH suatu perairan akan berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan, pemupukan air di kolam tidak efektif dan daya racun dari hasil metabolisme meningkat seperti NH3 dan H2S. 

Kadar CO2 terlarut dalam air akan menentukan pH air, semakin tinggi CO2 di perairan, maka pH akan menurun dan begitu juga sebaliknya.

4. Suhu Perairan

Suhu air yang normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan perkembangbiakan dan metabolisme. Jika suhu di luar batas normal maka akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya mati.

Suhu akan mempengaruhi kinerja fotosintesis di laut baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pada pengaruh suhu secara langsung, suhu akan berperan untuk memegang kendali reaksi kimia anzimatik dalam proses fotosintesis.

Suhu yang tinggi mempercepat laju maksimum fotosintesi, sedangkan pengaruh tidak langsungnya yaitu merubah struktur hidrologi kolom perairan yang mempengaruhi distribusi fitoplankton dan menentukan stratifikasi massa air yang dipengaruhi oleh cuaca dan sifat suatu perairan. 

Kisaran suhu air yang cocok untuk budidaya ikan laut ialah 27-32 °C. Pengaruh kenaikan suhu perairan akan menurunkan kelarutan oksigen dalam air.

5. Intensitas Cahaya dan Kecerahan

Salah satu sumber energi yang utama bagi kehidupan makhluk hidup adalah intensitas cahaya, termasuk kehidupan di perairan. Intensitas cahaya merupakan faktor abiotik utama yang memberi pengaruh terhadap laju produktivitas primer, yang akan menjadi sumber energi dalam proses fotosintesis.

Semakin dalam perairan semakin berkurang intensitas cahaya. Di dalam perairan cahaya memegang  dua peran utama yaitu terjadi pemanasan air oleh cahaya sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis dan cahaya merupakan sumber energi utama dalam proses fotosintesis.

6. Nitrogen 

Nitrogen di perairan ditemukan dalam bentuk amonium, amonia, nitrit dan nitrat serta beberapa senyawa nitrogen organik lainnya. Beberapa unsur tersebut berasal dari limbah pertanian, pemukiman dan industri.

Hasil metabolisme hewan dan hasil dekomposer bahan organik merupakan sumber alami utama dari amonia. Jadi dapat disimpulkan bahwa nitrogen salah satu unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan proses pembentukan protoplasma serta berperan penting dalam pembentukan protein.

7. Kekeruhan 

Kekeruhan di perairan terjadi karena air mengandung begitu banyak partikel tersuspensi sehingga air berubah wujud menjadi kotor dan berwarna. Kekeruhan menyebabkan perairan tidak produktif karena sinar matahari yang masuk ke perairan akan terhalang, sehingga menghambat proses fotosintesis.

Secara jelas kekeruhan disebabkan oleh tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara merata dan partikel kecil lainnya yang tersuspensi. 

Pencahayaan perairan dipengaruhi oleh tingkat kekeruhan air, semakin keruh keadaan air maka semakin terhambat pencahayaan matahari. Jadi keruhnya suatu badan air dapat menurun pula kualitas airnya.

8. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD adalah kebutuhan oksigen menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme untuk memecah atau mengoksidasi bahan bahan buangan di dalam air. BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi dalam proses respirasi mikroba aerob.

9. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD merupakan suatu hasil uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan. Nilai pengukuran dari COD adalah ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alami dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis.

Dengan begitu akan berdampak kurangnya oksigen terlarut dalam air. Hasil uji COD memberikan tanda kemungkinan adanya pencemaran limbah industri di parairan.

Baca Juga! Teknik Pemijahan Ikan Lele secara Buatan

B. Stock/Ketersediaan Pakan

Pakan memegang peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ikan, apalagi ikan budidaya. Ikan budidaya tidak hanya memerlukan pakan saja tapi juga harus berkualitas, karena dengan itu hasil panen nantinya memuaskan, nilai jual tinggi dan banyak keuntungan lainnya. 

Racikan pakan haruslah diperhatikan, pakan yang baik adalah pakan yang mengandung gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Pada saat persiapan kolam, terlebih dahulu dilakukan pemupukan agar merangsang pertumbuhan fitoplankton, zooplankton dan jenis hewan kecil lainnya. Selain itu, ikan budidaya juga memerlukan pakan tambahan berupa pelet. Perlu diingat bahwa beda jenis ikan beda pula formulasi pakan tambahannya.

C. Serangan Penyakit

Penyakit akan memepengaruhi kesehatan ikan yang disebabkan oleh faktor tertentu. Pengelompokan penyakit yang dapat menyerang ikan dibagi menjadi dua, yaitu penyakit infeksi dan non infeksi.

Penyaki infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikrooganisme, sedangkan penyakit non infeksi adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit atau mikroba lainnya).

Faktor penyebab penyakit bukan hanya karena kondisi ikan yang lemah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

  • Disebabkan oleh serangan organisme (parasit, virus, bakteri dan jamur)
  • Pencemaran lingkungan
  • Disebabkan oleh fluktasi suhu, pH, salinitas dan kekeruhan yang berlebih
  • Faktor genetik, yang membuat ikan kurang mampu menghadapi perubahan lingkungan
  • Nutrisi yang terkandung dalam pakan tidak sesuai dengan kebutuhan ikan

Itulah pembahasan berupa informasi mengenai faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembesaran ikan. Semoga artikel ini bermanfaat. Hanya itu informasi yang dapat penulis bagikan. Sekian, terima kasih.