sumber: pixabay |
Kehadiran tanaman air dalam suatu perairan menjadi keuntungan bagi lingkungan dan biota yang hidup di lingkungan tersebut. Kehadirannya kerap dikaitkan sebagi pembawa keuntungan.
Bagaimana tidak, kehadirannya memberikan manfaat lebih.
Adapun manfaatnya yaitu, membatasi pertumbuhan alga, menyaring air secara alami dan menyerap kandungan racun dalam air, bersimbiosis dengan bakteri nitrifikasi, meningkatkan persediaan oksigen, manstabilkan suhu perairan dan sebagai tempat tinggal dan tempat berkembang biak.
Adapun jenis tumbuhan air yaitu enceng gondok, teratai, lotus, cape pond, apu-apu, lidi air, kala lili, tifa, dan jenis lainnya. Perlu diketahui bahwa setiap jenis tanamaman air tersebut memliki kemampuan adaptasi yang berbeda.
Terkadang pertumbuhan tanaman air di suatu perairan begitu pesat, dan akan bedampak negatif bagi lingkungan dan biota yang hidup di dalamnya. Keberadaanya yang merdampak negatif akibat jumlah tanaman airnya yang berlebih maka disebut dengan gulma.
Tanaman air dikatakan gulma yaitu, jumlahnya sudah berlebih dari batas wajar serta menutupi perairan, berkurangnya kadar oksigen dalam air, matahari tidak menembus perairan, menggangu kegiatan memancing dan berdampak buruk bagi biota yang hidup di lingkungan tersebut.
Salah satu kegunaan tanaman air adalah sebagai pakan alami alami. Tumbuhan air bukan saja menjadi tempat hidup (rumah) serta tempat berkembang biak bagi biota khususnya ikan, tapi juga berguna sebagai pakan alami.
Baca Juga! Manfaat Tanaman Air bagi Lingkungan dan Biota Perairan
Ikan akan memakan unsur unsur makanan yang ada pada tanaman tersebut. Jadi tanaman air menjadi multi fungsi bagi lingkungan dan ikan. Akan tetapi kehadiran tanaman air diaggap penggangu (gulma) apabila jumlahnya sudah berlebih.
Seorang pembudidaya ikan hias pastinya tidak asing lagi dengan tanaman air. mareka perlu memerhatikan serta mengontrol pertumbuhan tanaman airnya agar tidak berdambak buruk bagi si ikan.
Disaat tanaman tesebut sudah menjadi gulma, maka langkah baik selanjutnya yaitu membasminya. Secara umum, ada beberapa cara pengendalian gulma dapat dilakukan yaitu:
Teknik Pengendalian Gulma
1. Pengendalian secara Fisik atau Mekanis
Pengendalian secara fisik/mekanis adalah pengenalian gulma menggunakan alat alat pertanian meliputi kegiatan seperti pengolahan tanah, pemangkasan (pembabatan), penggenangan, pembakaran dan penggunaan mulsa.
2. Pengendalian secara Biologi
Bentuk pengendalian gulma secara biologi dapat berupa dengan menggunakan spesies lainnya. Spesies lain yang dimaksud adalah spesies yang menjadi musuh dari gulma itu sendiri. Spesies tersebut akan menekan popolasi gulma.
Adapun jenis spesies (musuh alami) tersebut seperti insekta, fungi, hewan ternak, ikan dan jenis makhluk hidup lainnya sehingga akan mencegah bahkan membasmi laju pertumbuhan gulma.
3. Pengendalian secara kimiawi
Teknik pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan menggunakan herbisida. Secara umum pengertian herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menghambat dan memberantas tumbuhan penggangu.
Penggunaan herbisida sendiri dinilai lebih efektif karena dapat memanfaatkan waktu lebih efisien dan tenaga. Penggunaan herbisida yang melebihi ambang batas dan secara terus menerus akan berdampak buruk bagi lahan tersebut, sehingga dapat memengaruhi biota yang ada di dalamnya.
Pemberian herbisida dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00-08.00 WIB serta dikondisikan dengan kondisi angin dan curah hujan.
Fungsi Tanaman Air sebagai Pakan Alami
Ada begitu banyak jenis tanaman air, jenisnya sudah disebutkan diatas. Keberadaan tanaman air di dalam suatu perairan membawa pengaruh positif bagi lingkungan dan biota yang ada di dalamnya. Salah satu keuntungan tanaman air bagi ikan ialah dapat menjadi pakan.
Tanaman air bisa langsung dimakan oleh ikan dengan cara memakan langsung unsur unsur makanan yang yang terdapat pada bagian akarnya, pada bagian akar tanaman air terdapat makan berupa organisme yang hidup pada akar tersebut.
Sedangkan pemanfaatan tidak langsungnya dengan cara dilakukan pengolahan jenis tanaman air tertentu nanti menjadi tepung, yang digunakan sebagai komposisi pakan buatan. Hal ini tentunya dilakukan reset/penelitian terlebih dahulu agar bahan yang telah diolah bisa memenuhi syarat dalam pembuatan pakan.
Berdasarkan riset yang telah diakukan, seorang peneliti menggunakan 3 jenis tanaman air sebagai bahan (sumber protein hawani) untuk pembuatan pakan ikan nila yaitu, eceng gondok (Eichormia crassipes), kiambang (Salvinia molesta) dan kayu apu (Pistia stratiotes).
Alasan peneliti menggunakan jenis tanaman tersebut karena memilki kandungan serat yang tinggi, populasi tanaman airnya berlimpah dan karena tingginya nilai jual pakan yang proses pembuatannya masih mengandalkan tepung ikan sebagai sumber protein hewani utama yang sebagian besarnya masih diimpor.
Baca Juga! Ketahuilah!, Jenis-Jenis Pelet Ikan untuk Mengacu Pertumbuhannya
Setelah penelitian dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya pemberian pakan enceng gondok, kiambang dan kayu apung yang telah difermantasikan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan berat relatif, sintasan, dan rasio konversi pakan ikan nila.
Itulah pembahasan berupa informasi mengenai fungsi tanaman air sebagai pakan ikan. Semoga artikel ini bermanfaat. Hanya itu informasi yang dapat penulis bagikan. Sekian, terima kasih.
Posting Komentar